Pahami Tingkat Gagal Bayar dan Efeknya bagi Lender

Pahami Tingkat Gagal Bayar dan Efeknya bagi Lender

SINGAFUND – Pernahkah Sobat Lender merasa ragu untuk menempatkan dana pada platform P2P lending karena risiko gagal bayar? Topik ini sangat penting untuk dibahas karena tidak sedikit investor yang hanya fokus pada imbal hasil tinggi tanpa benar-benar memahami risiko di baliknya.

Salah satu risiko utama dalam pendanaan P2P lending adalah tingkat gagal bayar atau default rate. Jika tidak dipahami secara menyeluruh, hal ini bisa berdampak signifikan terhadap arus kas dan strategi investasi Sobat Lender.

Artikel ini akan membahas secara jelas apa itu tingkat gagal bayar, bagaimana cara menilainya, serta dampaknya terhadap Sobat Lender sebagai pihak pemberi dana. Informasi ini krusial untuk membantu Sobat Lender mengambil keputusan investasi yang lebih tepat, terutama jika sedang membangun portofolio berbasis pendanaan langsung ke UMKM atau peminjam individu.

Apa Itu Tingkat Gagal Bayar dalam P2P Lending?

Tingkat gagal bayar adalah persentase pinjaman yang tidak dibayar kembali oleh peminjam sesuai dengan jadwal yang telah disepakati. Dalam konteks platform pendanaan, istilah ini sering disebut sebagai Non-Performing Loan (NPL) atau default rate.

Contohnya, jika dari 100 pinjaman aktif terdapat 5 pinjaman yang tidak dibayar lebih dari 90 hari, maka default rate-nya adalah 5%. Angka ini menjadi indikator penting dalam menilai kualitas platform dan seberapa baik mereka melakukan analisis kredit terhadap peminjam.

Mengapa Tingkat Gagal Bayar Perlu Dipahami?

Memahami default rate bukan hanya soal menghindari risiko, tetapi juga membantu Sobat Lender mengelola ekspektasi dan strategi investasi.

Berikut alasannya:

1. Menilai Kesehatan Portofolio

Dengan mengetahui default rate suatu platform, Sobat Lender bisa membandingkan performanya dengan standar industri. Semakin rendah angkanya, semakin baik manajemen risiko platform tersebut.

2. Menghitung Imbal Hasil Bersih

Imbal hasil tinggi tidak selalu berarti menguntungkan jika banyak pinjaman yang macet. Tingkat gagal bayar akan memengaruhi return aktual yang Sobat Lender terima.

3. Menentukan Strategi Diversifikasi

Jika platform memiliki risiko default yang lebih tinggi, Sobat Lender mungkin perlu mendistribusikan dana ke lebih banyak pinjaman atau memilih platform lain sebagai pendamping.

Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Gagal Bayar

Tidak semua pinjaman memiliki risiko yang sama.

Beberapa faktor yang bisa meningkatkan kemungkinan gagal bayar antara lain:

  • Profil kredit peminjam

Semakin rendah skor kredit, semakin tinggi risikonya.

  • Jenis sektor usaha

Usaha musiman atau sektor dengan volatilitas tinggi cenderung memiliki potensi default yang lebih besar.

  • Kondisi ekonomi makro

Ketika ekonomi sedang melambat, banyak pelaku usaha mengalami penurunan pendapatan sehingga kesulitan membayar cicilan.

Sobat Lender disarankan untuk tidak hanya mengandalkan rating dari platform, tetapi juga melihat riwayat pembayaran, tujuan pinjaman, dan jenis usahanya secara keseluruhan.

Cara Mengurangi Dampak Gagal Bayar Bagi Investor

Meski risiko gagal bayar tidak bisa dihilangkan sepenuhnya, Sobat Lender tetap bisa mengambil langkah strategis untuk mengurangi dampaknya:

1. Diversifikasi ke Banyak Peminjam

Sebar dana ke berbagai pinjaman agar kerugian tidak terkonsentrasi pada satu peminjam saja.

2. Pilih Skema Proteksi Dana (jika tersedia)

Beberapa platform menyediakan fitur perlindungan dana seperti jaminan pembayaran atau asuransi risiko tertentu.

3. Pantau Dashboard Pendanaan Secara Rutin

Cek apakah ada keterlambatan atau sinyal potensi gagal bayar agar Sobat Lender bisa mengambil tindakan lebih awal.

4. Gunakan Auto-Invest dengan Filter Khusus

Fitur ini memungkinkan Sobat Lender untuk otomatis mendanai pinjaman sesuai dengan kriteria risiko yang sudah ditentukan.

Jangan Hanya Fokus ke Imbal Hasil

Sebagai investor cerdas, Sobat Lender sebaiknya tidak hanya terpaku pada angka return yang besar, tetapi juga memperhitungkan risiko yang mungkin muncul di baliknya. Mengetahui tingkat gagal bayar pada platform P2P lending bisa membantu Sobat Lender menyesuaikan alokasi dana dan menjaga agar portofolio tetap sehat dalam jangka panjang.

Berinvestasi secara bijak berarti memahami keseluruhan ekosistem pendanaan, termasuk risiko-risiko yang ada, bukan hanya peluang keuntungan. Sobat Lender yang ingin memaksimalkan pendapatan pasif dari P2P lending tentu perlu mempertimbangkan platform yang tidak hanya menjanjikan imbal hasil tinggi, tetapi juga memiliki kontrol risiko yang kuat.

Dari transparansi performa pinjaman hingga fitur mitigasi risiko, semua itu akan sangat membantu menjaga kestabilan portofolio Sobat Lender. Mulailah evaluasi strategi pendanaan Sobat Lender dan pastikan memilih platform SingaFund yang dapat mendukung pertumbuhan investasi jangka panjang dengan lebih aman.

SingaFund, Aplikasi Pendanaan Daring Terpercaya

Untuk mempermudah proses pendanaan dan mengembangkan aset Sobat Lender, segera unduh aplikasi SingaFund langsung dari Google Play Store atau App Store. Dengan aplikasi ini, Sobat Lender bisa melakukan pendanaan daring terpercaya yang CEPAT, MUDAH, dan AMAN melalui platform terpercaya dan transparan, serta BERIZIN dan DIAWASI oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan). SingaFund juga dilengkapi FITUR PERLINDUNGAN EKSTRA dan FLEKSIBILITAS ASURANSI untuk menjaga keamanan dana Sobat Lender sambil memaksimalkan potensi keuntungan.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai layanan dan produk pendanaan SingaFund, jangan ragu untuk menghubungi MinSing melalui telepon di 021-53169858 atau email di cs.lender@singa.id. Layanan konsumen MinSing tersedia setiap hari Senin hingga Jumat mulai pukul 08:00 hingga 17:00 WIB.

Jangan lupa untuk mengikuti MinSing di semua akun sosial media untuk mendapatkan update terbaru, tips seputar solusi keuangan, dan informasi menarik lainnya. Kunjungi website Singa Fintech di Singa.id, atau temukan MinSing di platform sosial media berikut:

Tetap terhubung untuk mendapatkan solusi keuangan yang terbaik dan terpercaya dari SingaFund! #LifeBetterWithSinga

Pahami Tingkat Gagal Bayar dan Efeknya bagi Lender

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top

TKB Information

Sesuai dengan prinsip transparansi informasi untuk perlindungan Pengguna yang wajib dilaksanakan oleh penyelenggara Layanan Pendaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi (LPBBTI) dan diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan pada POJK 10/POJK 05/2022 dan SEOJK No.19 Tahun 2023, maka Singa Fintech mempublikasikan Tingkat Keberhasilan Penyelesaian Pinjaman dalam 90 hari (TKB90), 60 hari (TKB60), 30 hari (TKB30), 0 hari (TKB0) sebagaimana tertera.

Semakin tinggi presentasi TKB90 yang tertera, menandakan semakin baiknya penyelenggara dalam memfasilitasi penyelesaian pinjam meminjam antara pemberi dan penerima pinjaman.

Rumus perhitungan yang digunakan : 

1. TKB90

TKB 90 = 100% – TWP 90

TWP 90 =

Posisi akhir wanprestasi diatas 90 hari kalender

Total posisi akhir

X 100%

2. TKB60

TKB 60 = 100% – TWP 60

TWP 60 =

Posisi akhir wanprestasi diatas 60 hari kalender

Total posisi akhir

X 100%

3. TKB30

TKB 30 = 100% – TWP 30

TWP 30 =

Posisi akhir wanprestasi diatas 30 hari kalender

Total posisi akhir

X 100%

4. TKB0

TKB 0 = 100% – TWP 0

TWP 0 =

Posisi akhir wanprestasi diatas 0 hari kalender

Total posisi akhir

X 100%