Active Income Vs. Passive Income, Sudah Tahu Bedanya?

Active Income Vs. Passive Income, Sudah Tahu Bedanya?

SINGAFUND – Sudahkah Sobat Lender memahami cara kerja berbagai jenis penghasilan yang bisa mendukung masa depan finansial kamu? Sebagai seseorang yang ingin mengembangkan aset dan meraih kestabilan keuangan jangka panjang, memahami perbedaan antara active income dan passive income adalah hal mendasar yang tidak boleh diabaikan.

Dari sudut pandang MinSing, pemahaman ini sangat penting karena akan membantu Sobat Lender menentukan strategi investasi yang paling tepat, terutama jika ingin mulai menjadi pemberi dana atau investor.

Artikel ini membahas secara menyeluruh perbedaan utama antara pendapatan aktif dan pasif, serta alasan mengapa passive income bisa menjadi andalan dalam perencanaan keuangan. Dengan begitu, Sobat Lender bisa lebih bijak dalam merancang masa depan finansial dan memilih jalur yang paling sesuai untuk memperoleh penghasilan berkelanjutan.

Apa Itu Active Income?

Active income atau pendapatan aktif adalah jenis penghasilan yang diperoleh melalui keterlibatan langsung. Artinya, Sobat Lender perlu mengalokasikan waktu dan tenaga secara aktif agar pendapatan ini tetap mengalir.

Beberapa contoh active income meliputi:

  • Gaji dari pekerjaan tetap

  • Upah harian atau mingguan

  • Komisi dari penjualan

  • Honorarium untuk jasa profesional

  • Pendapatan dari bisnis yang dikelola sendiri

Ciri khas dari active income adalah ketergantungannya pada kehadiran dan usaha aktif dari pihak yang bersangkutan. Jika Sobat Lender berhenti bekerja atau tidak hadir secara fisik, maka aliran pendapatan pun terhenti.

Menurut Investopedia, active income mencakup semua penghasilan yang diperoleh dari aktivitas langsung, seperti bekerja sebagai karyawan, wiraswasta, atau pemilik usaha yang ikut turun langsung dalam operasional.

Mengenal Passive Income Lebih Dalam

Berbeda dari active income, passive income adalah penghasilan yang terus mengalir tanpa perlu keterlibatan aktif secara terus-menerus. Jenis pendapatan ini tetap membutuhkan usaha awal, seperti investasi modal atau penciptaan produk/jasa, tetapi setelah sistem berjalan, penghasilan akan terus masuk secara berkala.

Contoh sumber passive income yang umum meliputi:

  • Pendapatan dari properti sewaan

  • Dividen saham dari perusahaan publik

  • Royalti dari karya cipta (musik, buku, paten)

  • Pendapatan dari bisnis yang dikelola oleh pihak ketiga

Investopedia menjelaskan bahwa passive income berasal dari aktivitas di mana Sobat Lender tidak terlibat secara material dalam operasionalnya, seperti menyewakan properti atau menjadi investor bisnis.

Mengapa Passive Income Sangat Penting?

Bagi Sobat Lender yang sedang merancang strategi keuangan jangka panjang, passive income bisa menjadi pondasi utama menuju kebebasan finansial. Beberapa alasan pentingnya memiliki passive income antara lain:

1. Stabilitas Finansial

Pendapatan pasif memberikan aliran dana tambahan yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa bergantung penuh pada pekerjaan utama. Ini sangat membantu ketika menghadapi situasi darurat atau ketika memasuki masa pensiun.

2. Diversifikasi Sumber Pendapatan

Memiliki beberapa aliran penghasilan akan memperkecil risiko keuangan. Jika salah satu sumber terganggu, sumber lainnya tetap bisa menopang kebutuhan finansial Sobat Lender.

3. Mendukung Tujuan Keuangan Jangka Panjang

Passive income bisa dialokasikan untuk berbagai kebutuhan jangka panjang, seperti:

  • Pendidikan anak

  • Membeli aset produktif

  • Warisan bagi generasi berikutnya

Dengan kata lain, Sobat Lender tidak hanya mengamankan masa depan sendiri, tetapi juga keturunanmu.

Cara Memaksimalkan Pendapatan Pasif

Membangun passive income tidak terjadi dalam semalam. Dibutuhkan perencanaan matang dan pemilihan instrumen investasi yang sesuai.

Berikut beberapa langkah yang bisa Sobat Lender pertimbangkan:

1. Mulai dari modal kecil

Sobat Lender tidak perlu menunggu sampai memiliki dana besar. Banyak instrumen investasi yang bisa dimulai dengan nominal rendah.

2. Pilih aset yang sesuai dengan profil risiko

Misalnya, properti sewaan untuk yang menyukai stabilitas, atau saham dividen untuk yang ingin keuntungan jangka panjang.

3. Pantau dan evaluasi secara berkala

Meskipun disebut ‘pasif’, bukan berarti Sobat Lender tidak perlu memantau sama sekali. Evaluasi performa investasi secara berkala tetap dibutuhkan.

Wujudkan Penghasilan Pasif yang Lebih Cerdas

Mengelola active income dengan bijak memang penting, tetapi menambahkan passive income dalam strategi keuangan akan membawa dampak yang jauh lebih besar. Dengan memiliki sumber pendapatan yang berjalan otomatis, Sobat Lender dapat memiliki lebih banyak waktu untuk fokus pada hal lain, entah itu keluarga, pengembangan diri, atau proyek-proyek sosial.

Bagi Sobat Lender yang ingin mulai menciptakan passive income dari aset produktif, kini ada SingaFund yang lebih praktis dan efisien. Sobat Lender bisa menyalurkan dana ke SingaFund sebagai peluang pendanaan yang dikelola secara profesional dan transparan.

Jangan lewatkan kesempatan untuk membangun penghasilan pasif yang stabil. Mulailah dengan langkah kecil yang bijak hari ini juga!

SingaFund, Aplikasi Pendanaan Daring Terpercaya

Untuk mempermudah proses pendanaan dan mengembangkan aset Sobat Lender, segera unduh aplikasi SingaFund langsung dari Google Play Store atau App Store. Dengan aplikasi ini, Sobat Lender bisa melakukan pendanaan daring terpercaya yang CEPAT, MUDAH, dan AMAN melalui platform terpercaya dan transparan, serta BERIZIN dan DIAWASI oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan). SingaFund juga dilengkapi FITUR PERLINDUNGAN EKSTRA dan FLEKSIBILITAS ASURANSI untuk menjaga keamanan dana Sobat Lender sambil memaksimalkan potensi keuntungan.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai layanan dan produk pendanaan SingaFund, jangan ragu untuk menghubungi MinSing melalui telepon di 021-53169858 atau email di cs.lender@singa.id. Layanan konsumen MinSing tersedia setiap hari Senin hingga Jumat mulai pukul 08:00 hingga 17:00 WIB.

Jangan lupa untuk mengikuti MinSing di semua akun sosial media untuk mendapatkan update terbaru, tips seputar solusi keuangan, dan informasi menarik lainnya. Kunjungi website Singa Fintech di Singa.id, atau temukan MinSing di platform sosial media berikut:

Tetap terhubung untuk mendapatkan solusi keuangan yang terbaik dan terpercaya dari SingaFund! #LifeBetterWithSinga

Active Income Vs. Passive Income, Sudah Tahu Bedanya?

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top

TKB Information

Sesuai dengan prinsip transparansi informasi untuk perlindungan Pengguna yang wajib dilaksanakan oleh penyelenggara Layanan Pendaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi (LPBBTI) dan diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan pada POJK 10/POJK 05/2022 dan SEOJK No.19 Tahun 2023, maka Singa Fintech mempublikasikan Tingkat Keberhasilan Penyelesaian Pinjaman dalam 90 hari (TKB90), 60 hari (TKB60), 30 hari (TKB30), 0 hari (TKB0) sebagaimana tertera.

Semakin tinggi presentasi TKB90 yang tertera, menandakan semakin baiknya penyelenggara dalam memfasilitasi penyelesaian pinjam meminjam antara pemberi dan penerima pinjaman.

Rumus perhitungan yang digunakan : 

1. TKB90

TKB 90 = 100% – TWP 90

TWP 90 =

Posisi akhir wanprestasi diatas 90 hari kalender

Total posisi akhir

X 100%

2. TKB60

TKB 60 = 100% – TWP 60

TWP 60 =

Posisi akhir wanprestasi diatas 60 hari kalender

Total posisi akhir

X 100%

3. TKB30

TKB 30 = 100% – TWP 30

TWP 30 =

Posisi akhir wanprestasi diatas 30 hari kalender

Total posisi akhir

X 100%

4. TKB0

TKB 0 = 100% – TWP 0

TWP 0 =

Posisi akhir wanprestasi diatas 0 hari kalender

Total posisi akhir

X 100%